BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sebenarnya tidak benar-benar
ada organisme yang hidup di udara, karena organisme tidak dapat hidup dan
terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara terdiri atas
organisme yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada
partikel debu. Jumlah dan tipe mikroorganisme yang mencemari udara
ditentukan oleh sumber pencemaran didalam lingkungan: misalnya dari saluran
pernapasan manusia disemprotkan melalui batuk dan bersin, dan parikel-partikel
debu dari permukaan bumi diedarkan oleh aliran udara. Kontaminasi oleh
mikroorganisme dapat teradi setiap saat, oleh sebab itu karena sanitasi
lingkungan sangat perlu untuk diperhatikan terutama yang akan bekerja dalam
bidang mikrobiologi atau pengolahan produk makanan atau industri (Mustahib,
2011)
Mikroba-mikroba yang
mengkontaminasi inilah yang menjadi penyebab dalam pembusukkan sampah, makanan
dan minuman. Miroorganisme ini juga dapat menimbulkan penyakit yang
membahayakan manusia. Untuk itulah, higienitas sanitasi
lingkungan dan keamanan makanan menjadi sangat penting agar tidak menimbulkan
gangguan kesehatan. Melihat pentingnya hal tersebut maka kami berenisiatif
melakukan praktikum uji kontaminasi mikroba atau sanitasi lingkungan
I.2
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah :
1. untuk
mengetahui terjadinya kontaminasi pada udara
2. untuk
mengetahui terjadinya kontaminasi pada tangan
3. untuk
mengetahui terjadinya kontaminasi pada alat
I.3
Waktu Dan Tempat Percobaan
Praktikum dilaksanakan pada hari kamis tanggal 5 januari
2012, pukul 16.30-17.15, di laboratorium
biologi dasar FMIPA Universitas Hasanuddin Makassar.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup
bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan
bahan buangan berbahay lainnya dengan harapan
usaha ini akan meningkatkan kesehatan manusia. Usaha ini akan menjaga
dan meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara
fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait.Bahan buangan
yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusiaatau binatang, sisa bahan
buangan padat, air bahan buangan domestik ( cucian, air seni, bahan buangan
mandi atau cucian), bahan buangan industry dan bahan bungan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan
menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan).
Defenisi lain dari sanitasi adalah segala upayah yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa
defnisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber
penularannya (Wikipedia, 2011).
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi adalah
salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia,
fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari biokimia.
Dalam mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan
mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya,
metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan,
mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian. Mikrobiologi lanjut
telah berkembang menjadi bermacam-macam ilmu yaitu virologi, bakteriologi,
mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan
sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya
(Sumarsih, 2003).
Mikroba di alam secara umum berperanan sebagai produsen, konsumen, maupun
redusen. Jasad produsen menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik dengan
energi sinar matahari. Mikroba yang berperanan sebagai produsen adalah algae
dan bakteri fotosintetik. Jasad konsumen menggunakan bahan organik yang
dihasilkan oleh produsen. Contoh mikroba konsumen adalah protozoa. Jasad
redusen menguraikan bahan organik dan sisa-sisa jasad hidup yang mati menjadi
unsur-unsur kimia (mineralisasi bahan organik), sehingga di alam terjadi siklus
unsur-unsur kimia. Contoh mikroba redusen adalah bakteri dan jamur (fungi)
(Sumarsih, 2003).
Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri dari Nitrogen
(N2) 23%, Oksigen (O2) 21% dan gas lainnya 1%. Selain gas juga terdapat debu,
kapang, bakteri, khamir virus dan lain-lain. Walaupum udara bukan medium yang
baik untuk mikroba tetapi mikroba selalu terdapat di udara. Adanya mikroba
disebabkan karena pengotoran udara oleh manusia, hewan, zat-zat organik dan
debu. Jenis-jenis mikroba yang terdapat di udara terutama jenis Bacillus subtilis dapat membentuk spora
yang tahan dalam keadaan kering (Pelczar, 1988).
Mikroorganisme asal udara dapat terbawa partikel debu,
dalam tetes-tetes cairan berukuran besar
dan tersuspensikan hanya sebentar, dan dalam inti tetesan yang terbentuk bila titik-titik cairan berukuran
kecil menguap. Organisme yang memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa meter atau
beberapa kilometer.
Sebagian segera mati dalam beberapa detik,
sedangkan yang lain dapat bertahanhidup selama berminggu-minggu,
berbulan-bulan, atau lebih lama lagi. Nasib akhir mikroorganisme asal udara
diatur oleh seperangkat rumit keadaan disekelilingnya, termasuk keadaan
atmosfer, kelembapan, cahaya matahari dan suhu, ukuran partikel yang membawa
mikroorganisme (Pelczar, 1988).
Udara sebenarnya bukan merupakan habitat untuk
mikroorganisme. Sel- sel mikroorganisme
dalam udara bersama kontaminan bersama debu atau dengan tetesan ludah.
Mikroorganisme yang banyak terdapat di udara adalah bakteri, dan jamur atau khamir. Mikroba tersebut ada di
udara dalam bentuk vegetatif ataudalam bentuk generatif. Mikroorganisme yang
berada di atmosfer merupakan spesies
yang ada dari sumber dimana mikroorganisme tersebut sebelumnya. Mikroorganisme yang
berasal dari tanah terbawa debu angin, demikian juga dengan mikroorganisme yang berasal dari perairan,
mikroba terbawa tetesan air atau angin ke udara. Bakteri yang mampu hidup
di lingkungan udara umumnya bakteri gram positif berbentuk batang
berspora dan kokus, sedangkan bakteri dar lingkungan laut yang mampu berada di
udara adalah gram negative berbentuk batang, sebagian adalah membentuk spora
(Tya, 2010).
Proses sanitasi terhadap mikroorganisme perlu diperhatikan karena
banyak mikroorganisme penyebab penyakit yang bisa menginfeksi manusia melalui
udara, alat, ataupun dari tangan dan bahkan pada bahan pangan (Wikipedia,
2011).
Udara dalam suatu
ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi mikroba. Udara tidak mengandung
mikroflora secara alami, tetapi kontaminasi dari lingkungan sekitarnya
mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme, misalnya dari debu,
air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami infeksi saluran pencernaan,
dari ruang yang digunakan dalam fermentasi dan seabagainya. Mikroba yang
terdapat di udara biasanya melekat pada bahan padat, misalnya debu, atau
terdapat dalam droplet air (Weslie, 2008).
Mikroba yang sering
terdapat pada kulit, misalnya bakteri pembentuk spora dan stapilokoki, sedangkan
pada rambut sering terdapat kapang. Suatu penelitiaan menunjukkan bahwa masusia
dapat mengeluarkan 10 sampai organisme hidup setiap menit, dimana jumlah
dan jenisnya tergantung lingkungan disekitarnya (Weslie, 2008).
Sanitasi yang dilakukan
terhadap wadah dan alat meliputi pencucian untuk menghilangkan kotoran dan
sisa-sisa bahan, diikuti dengan perlakuan sanitasi dengan menggunakan
germisidal. Dalam pencucian menggunakan air, biasanya menggunakan deterjen
untuk membantu proses pembersihan. Penggunaan deterjen mempunyai beberapa
keuntungan karena deteren dapat melunakkan air, mengemulsikan lemak, melarutkan
mineral dan komponen larut lainnya sebanyak mungkin. Deterjen yang digunakan
untuk memcuci wadah dan alat pengolahan tidak boleh korosif dan mudah dicuci
dari permukaan (Weslie, 2008)
Proses sanitasi wadah
dan alat ditujukan untuk membunuh sebagian besar atau semua microorganisme yang
terdapat pada bagian permukaan. Sanitizer yang sering digunakan misalnya air
panas, uap panas, halogen (khlorin atau iodine) turunan halogen dan komponen
ammonium quaternair (Weslie, 2008)
Faktor-faktor yang menguasai kehidupan bakteri antara
lain sebagai berikut :
o Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor
penting dalam kehidupan mikroba. Beberapa mikroba dapat tumbuh pada kisaran
suhu yang luas. Berkait dengan pertumbuhan dikenal suhu minimum, maksimum, dan
optimum. Suhu minimum adalah suhu yang paling rendah dimana kegiatan masih
berlangsung. Suhu optimum adalah suhu yang paling baik untuk kehidupan jasad.
Sedangkan suhu maksimum adalah suhu tertinggi yang masih dapat menumbuhkan
mikroba tetapi pada tingkat kegiatan fisiologi yang paling rendah (Hidayat,
2006).
o Bahan Bentuk Gas
Jenis dan konsentrasi gas dalam
lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme, selain dari
jenis-jenis gas yang telah dibicarakan pada bab terlebih dahulu, seperti
oksigen dan karbondioksida yang sangat penting untuk kehidupan bakteri.
Nitrogen dan amonia adalah esensial untuk siklus nitrogen, dan H2S
mengambil peranan utama dalam siklus sulfur. Tetapi selain gas yang diperlukan
untuk pertumbuhan, ada pula gas-gas toksik yang digunakan sebagai bahan untuk
mematikan mikroba, seperti formalin dan etilenoksida yang sering dipakai untuk
bahan disinfeksi (Irianto, 2006).
o Tekanan Osmosis
Terjadinya plasmolisis dan plasmoptisis
disebabkan karena sel berada dalam lingkungan dengan tekanan osmosis lebih
tinggi atau lebih rendah dari isi sel. Karena itu, untuk mempertahankan
kehidupan sel harus diciptakan tekanan osmosis yang seimbang antara lingkungan
dan isi sel (Irianto, 2006).
o Kelembaban dan Pengeringan
Tiap jenis mikroba mempunyai kelembaban
optimum tertentu. Pada umumnya khamir dan bakteri membutuhkan kelembapan yang
lebih tinggi dibandingkan jamur. Tidak semua air dalam medium dapat digunakan
mikroba. Air yang dapat digunakan disebut air bebas. Banyak mikroba yang tahan
hidup dalam keadaan kering untuk waktu yang lama. Misalnya mikroba yang
membentuk spora, spora, dan bentuk-bentuk kista. Pada proses pengeringan air
akan menguap sehingga kegiatan metabolisme terhenti (Hidayat, 2006).
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah : Cawan petri, Engkas , Lampu
spirtus, Gelas ukur dan Inkubator.
III.2 Bahan
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah : Medium NA, Alkohol,
Medium EMBA , Aquades, Swab, Tangan dalam keadaan bersih dan tidak.
III.3 Cara Kerja
-
Kontaminasi
udara
1. Tangan
dibersihkan menggunakan alkohol 70% kemudiaan tangan dimasukkan kedalam engkas
2. Cawan
petri yang berisi medium NA diambil lalu dilidah apikan
3. Medium
tersebut dikeluarkan dari engkas dan diletakkan diatas meja dalam keadaan
terbuka selama 30 menit
4. Setelah
30 menit dibiarkan terbuka kemudian diingkubasi dalam inkubator
-
Uji kebersihan
tangan
1. Tangan
terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70%
2. Cawan petri pertama yang berisi medium EMBA
diambil lalu dilidah apikan
3. Tangan
yang dalam keadaan belum dibersihkan kemudian dioleskan diatas permukan medium
EMBA
4. Tangan
yang dalam keadaan bersih kemudian dioleskan juga pada cawan petri kedua yang
berisi medium EMBA yang sebelumnya telah
dilidah apikan
5. Setelah
itu cawan petri ditutup kemudian dilidah apikan kembali
6. Setiap
sampel diberi label lalu diinkubasi dalam inkubator
-
Uji kebersihan
alat
1. Tangan
dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70% kemudian dimasukkan dalam engkas
2. Cawan
petri yang berisi medium NA dilidah apikan
3. Swab
yang telah direndam dalam aquades diambil lalu diperas dengan cara menekankan
pada dinding gelas ukur
4. Selanjutnya
swab tersebut dioleskan pada kaca enkas
5. Swab
tersebut kemudian diusabkan secara merata diatas permukaan medium lalu ditutup
dan dibungkus dalam keadaan terbalik
6. Diinkubasi
dalam inkubator
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
Uji Kontaminasi Udara Uji Kebersihan Alat
Uji Kebersihan Tangan
IV.2 Pembahasan
Uji
Kontaminasi Udara
Media yang digunakan untuk menguji
adanya kontaminasi udara adalah media NA. Masing-masing media tersebut
dituangkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan terbuka selama 30 menit. Setelah
itu ditutup dan kemudian diinkubasikan selama 1 hari pada suhu 38°C. Hasil yang
diperoleh adalah bahwa untuk media NA
setelah diinkubasi telah tumbuh koloni mikroba yang berwarna putih
kekuning-kuningan. Hal ini dapat
terjadi karena tingkat pencemaran udara di dalam ruangan oleh mikroba
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti laju ventilasi, padatnya orang, dan
sifat serta taraf kegiatan orang-orang yang menempati ruangan tersebut.
Mikroorganisme dapat terhembuskan dalam bentuk percikan dari hidung dan mulut
misalnya selama bersin, batuk dan bahkan saat bercakap-cakap. Titik-titik air
yang terhembuskan dari saluran penapasan mempunyai ukuran yang beragam dari
mikrometer sampai milimeter. Titik-titik air yang ukurannya jatuh dalam kisaran
mikrometer yang rendah tinggal di udara sampai beberapa lama, tetapi yang
berukuran besar segera jatuh ke lantai atau permukaan benda lain. Debu dari
permukaan ini kadang-kadang akan berada dalam udara selama berlangsungnya
kegiatan dalam ruangan tersebut.
Media NA digunakan
untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif dalam
artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang
dibuat dari beef, pepton, karbohidrat dan agar (Yani Andriani, 2011).
Uji Kebersihan Tangan
Kontaminasi oleh mikroorganisme dapat
terjadi setiap saat dan menyentuh setiap permukaan seperti tangan atau
alat/wadah. Hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
bahwa setelah diinkubasi EMBA yang telah digoresi tangan yang bersih dan tidak,
sama-sama tidak ditemukan adanya mikroba hal ini membuktikan bahwa tangan yang
dipakai bersih dari mikroba dan cara pemberihan benar-benar teleti. Pada tangan
bersih tidak tumbuh mikroba hal ini desebabkan karena cara pembersihan tangan
benar-benar teliti sedangkan pada tangan yang tidak bersih juga tidak tumbuh
mikroba hal ini mungkin disebabkan karena tangan yang digunakan pada saat
percobaan memang dalam keadaan steril atau bisa saja sebelum melakukan
percobaan praktikan yang menguji dengan tangan kotor telah melakukan proses
sterilisasi sebelum melakukan praktikum. Tangan sangat rentan terkena bakteri
dan kapang karena udara kotor mudah menempel pada tangan dan tangan banyak digunakan untuk melakukan
aktivitas.
Uji kebersihan alat
Media yang digunakan untuk menguji
kebersihan alat adalah nutrient agar (NA). Adapun hasil yang telah didapat
adalah bahwa tumbuh koloni mikroba pada permukaan cawan, berbentuk bulat-bulat
kecil atau bisa juga dikatakan berbentuk titik-titik. Koloni tersebut berwarna
putih kekuningan. Jumlah koloni yang tumbuh tidak dapat dihitung karena
jumlahnya terlalu banyak untuk dihitung, sedangkan jenis mikroba yang tumbuh
kami tidak ketahui karena tidak ada pengamatan yang dilakukan. Walaupun
sudah melakukan prosedur pengerjaan
dengan sesuai, tapi alat yang digunakan bisa saja masih terkontaminasi oleh bakteri sehingga menyebabkan pertumbuhan
koloni. Sebagaimana kita ketahui, media NA merupakan media pertumbuhan yang
baik untuk berbagai macam mikroba. Kontaminasi ini terjadi melalui
udara atau karena sentuhan tangan manusia
BAB
V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini
berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas adalah sebagi berikut:
1 Pada uji
kontaminasi udara dengan menggunaan media Nutrien Agar telah terjadi
kontaminasi mikroba hal ini dibuktikan dengan adanya mikroorganisme yang tumbuh
pada medium
1
Pada media pertumbuhan bakteri Eosin
Methylen Blue Agar tidak terjadi kontaminasi mikroorganisme hal ini terbukti
degan tidak adanya mikroba yang tumuh baik
pada tangan yang telah dibersihkan maupun yang belum
1
pada uji kebersihan alat dengan
menggunakan medium NA juga terjadi kontaminasi mikroorganisme karena pada
medium nampak adanya mikroba yang tumbuh.
V.2 Saran
Sebaiknya
dalam mengadakan praktikum asisten memperlihatkan hasil pengamatan praktikum
yang telah dilakukan secara detail agar dalam penyusun laporan kami tidak
mengalami kesulitan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwyana Zaraswati dan Haedar Nur. 2012. Penuntun Praktikum Miokrobiologi.
Universitas Hasanuddin. Makassar
Dwyana Zaraswati dan Abdullah asadi. 2011. Mikribiologi Dasar. Universitas
Hasanuddin. Makassar
Mustahib. 2011. Mikroba
Di Udara. www.Mustahib.blogsome.com. diakses pada tanggal 14 JAnuari 2012.
Campalagian
Pelczar. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta :
UI-Press
Tya. 2010. Uji
Sanitasi Lingkungan. www.Tya.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 14 JAnuari 2012. Campalagian
Weslie .2008. Laporan
Praktikum Sanitasi. www.Weslie.wordpress.com.
Diakses
pada tanggal 14 JAnuari 2012. Campalagian
Yani. 2010. Laporan
Praktikum Sanitasi. www.Yani.scribd.com. Diakses pada tanggal 14
JAnuari 2012. Campalagian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar