Rabu, 23 Mei 2012

Uji Sanitasi Lingkungan


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Sebenarnya tidak benar-benar ada organisme yang hidup di udara, karena organisme tidak dapat hidup dan terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara terdiri atas organisme yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada partikel debu. Jumlah dan tipe mikroorganisme yang mencemari udara ditentukan oleh sumber pencemaran didalam lingkungan: misalnya dari saluran pernapasan manusia disemprotkan melalui batuk dan bersin, dan parikel-partikel debu dari permukaan bumi diedarkan oleh aliran udara. Kontaminasi oleh mikroorganisme dapat teradi setiap saat, oleh sebab itu karena sanitasi lingkungan sangat perlu untuk diperhatikan terutama yang akan bekerja dalam bidang mikrobiologi atau pengolahan produk makanan atau industri (Mustahib, 2011)
Mikroba-mikroba yang mengkontaminasi inilah yang menjadi penyebab dalam pembusukkan sampah, makanan dan minuman. Miroorganisme ini juga dapat menimbulkan penyakit yang membahayakan manusia. Untuk itulah, higienitas sanitasi lingkungan dan keamanan makanan menjadi sangat penting agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Melihat pentingnya hal tersebut maka kami berenisiatif melakukan praktikum uji kontaminasi mikroba atau sanitasi lingkungan
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1.      untuk mengetahui terjadinya kontaminasi pada udara
2.      untuk mengetahui terjadinya kontaminasi pada tangan
3.      untuk mengetahui terjadinya kontaminasi pada alat
I.3 Waktu Dan Tempat Percobaan
Praktikum dilaksanakan pada hari kamis tanggal 5 januari 2012, pukul 16.30-17.15,  di laboratorium biologi dasar FMIPA Universitas Hasanuddin Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahay lainnya dengan harapan  usaha ini akan meningkatkan kesehatan manusia. Usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait.Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusiaatau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik ( cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industry dan bahan bungan pertanian.  Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan). Defenisi lain dari sanitasi adalah segala upayah yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa defnisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya (Wikipedia, 2011).
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari biokimia. Dalam mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian. Mikrobiologi lanjut telah berkembang menjadi bermacam-macam ilmu yaitu virologi, bakteriologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya (Sumarsih, 2003).
Mikroba di alam secara umum berperanan sebagai produsen, konsumen, maupun redusen. Jasad produsen menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik dengan energi sinar matahari. Mikroba yang berperanan sebagai produsen adalah algae dan bakteri fotosintetik. Jasad konsumen menggunakan bahan organik yang dihasilkan oleh produsen. Contoh mikroba konsumen adalah protozoa. Jasad redusen menguraikan bahan organik dan sisa-sisa jasad hidup yang mati menjadi unsur-unsur kimia (mineralisasi bahan organik), sehingga di alam terjadi siklus unsur-unsur kimia. Contoh mikroba redusen adalah bakteri dan jamur (fungi) (Sumarsih, 2003).
Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri dari Nitrogen (N2) 23%, Oksigen (O2) 21% dan gas lainnya 1%. Selain gas juga terdapat debu, kapang, bakteri, khamir virus dan lain-lain. Walaupum udara bukan medium yang baik untuk mikroba tetapi mikroba selalu terdapat di udara. Adanya mikroba disebabkan karena pengotoran udara oleh manusia, hewan, zat-zat organik dan debu. Jenis-jenis mikroba yang terdapat di udara terutama jenis Bacillus subtilis dapat membentuk spora yang tahan dalam keadaan kering (Pelczar, 1988).
Mikroorganisme asal udara dapat terbawa partikel debu, dalam tetes-tetes cairan berukuran besar dan tersuspensikan hanya sebentar, dan dalam inti tetesan yang terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil menguap. Organisme yang memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa meter atau beberapa kilometer. Sebagian segera mati dalam beberapa detik, sedangkan yang lain dapat bertahanhidup selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau lebih lama lagi. Nasib akhir mikroorganisme asal udara diatur oleh seperangkat rumit keadaan disekelilingnya, termasuk keadaan atmosfer, kelembapan, cahaya matahari dan suhu, ukuran partikel yang membawa mikroorganisme (Pelczar, 1988).
Udara sebenarnya bukan merupakan habitat untuk mikroorganisme. Sel- sel mikroorganisme dalam udara bersama kontaminan bersama debu atau dengan tetesan ludah. Mikroorganisme yang banyak terdapat di udara adalah bakteri, dan jamur atau khamir. Mikroba tersebut ada di udara dalam bentuk vegetatif ataudalam bentuk generatif. Mikroorganisme yang berada di atmosfer merupakan spesies yang ada dari sumber dimana mikroorganisme tersebut sebelumnya. Mikroorganisme    yang berasal dari tanah terbawa debu angin, demikian juga dengan mikroorganisme yang berasal dari perairan, mikroba terbawa tetesan air atau angin ke udara. Bakteri yang mampu hidup di lingkungan udara umumnya bakteri gram positif berbentuk batang berspora dan kokus, sedangkan bakteri dar lingkungan laut yang mampu berada di udara adalah gram negative berbentuk batang, sebagian adalah membentuk spora (Tya, 2010).
Proses sanitasi terhadap mikroorganisme perlu diperhatikan karena banyak mikroorganisme penyebab penyakit yang bisa menginfeksi manusia melalui udara, alat, ataupun dari tangan dan bahkan pada bahan pangan (Wikipedia, 2011).
Udara dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi mikroba. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, tetapi kontaminasi dari lingkungan sekitarnya mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme, misalnya dari debu, air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami infeksi saluran pencernaan, dari ruang yang digunakan dalam fermentasi dan seabagainya. Mikroba yang terdapat di udara biasanya melekat pada bahan padat, misalnya debu, atau terdapat dalam droplet air (Weslie, 2008).
Mikroba yang sering terdapat pada kulit, misalnya bakteri pembentuk spora dan stapilokoki, sedangkan pada rambut sering terdapat kapang. Suatu penelitiaan menunjukkan bahwa masusia dapat mengeluarkan 10 sampai  organisme hidup setiap menit, dimana jumlah dan jenisnya tergantung lingkungan disekitarnya (Weslie, 2008).
Sanitasi yang dilakukan terhadap wadah dan alat meliputi pencucian untuk menghilangkan kotoran dan sisa-sisa bahan, diikuti dengan perlakuan sanitasi dengan menggunakan germisidal. Dalam pencucian menggunakan air, biasanya menggunakan deterjen untuk membantu proses pembersihan. Penggunaan deterjen mempunyai beberapa keuntungan karena deteren dapat melunakkan air, mengemulsikan lemak, melarutkan mineral dan komponen larut lainnya sebanyak mungkin. Deterjen yang digunakan untuk memcuci wadah dan alat pengolahan tidak boleh korosif dan mudah dicuci dari permukaan (Weslie, 2008)
Proses sanitasi wadah dan alat ditujukan untuk membunuh sebagian besar atau semua microorganisme yang terdapat pada bagian permukaan. Sanitizer yang sering digunakan misalnya air panas, uap panas, halogen (khlorin atau iodine) turunan halogen dan komponen ammonium quaternair (Weslie, 2008)
Faktor-faktor yang menguasai kehidupan bakteri antara lain sebagai berikut :
o Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan mikroba. Beberapa mikroba dapat tumbuh pada kisaran suhu yang luas. Berkait dengan pertumbuhan dikenal suhu minimum, maksimum, dan optimum. Suhu minimum adalah suhu yang paling rendah dimana kegiatan masih berlangsung. Suhu optimum adalah suhu yang paling baik untuk kehidupan jasad. Sedangkan suhu maksimum adalah suhu tertinggi yang masih dapat menumbuhkan mikroba tetapi pada tingkat kegiatan fisiologi yang paling rendah (Hidayat, 2006).
o Bahan Bentuk Gas
Jenis dan konsentrasi gas dalam lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme, selain dari jenis-jenis gas yang telah dibicarakan pada bab terlebih dahulu, seperti oksigen dan karbondioksida yang sangat penting untuk kehidupan bakteri. Nitrogen dan amonia adalah esensial untuk siklus nitrogen, dan H2S mengambil peranan utama dalam siklus sulfur. Tetapi selain gas yang diperlukan untuk pertumbuhan, ada pula gas-gas toksik yang digunakan sebagai bahan untuk mematikan mikroba, seperti formalin dan etilenoksida yang sering dipakai untuk bahan disinfeksi (Irianto, 2006).
o Tekanan Osmosis
Terjadinya plasmolisis dan plasmoptisis disebabkan karena sel berada dalam lingkungan dengan tekanan osmosis lebih tinggi atau lebih rendah dari isi sel. Karena itu, untuk mempertahankan kehidupan sel harus diciptakan tekanan osmosis yang seimbang antara lingkungan dan isi sel (Irianto, 2006).
o Kelembaban dan Pengeringan
Tiap jenis mikroba mempunyai kelembaban optimum tertentu. Pada umumnya khamir dan bakteri membutuhkan kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan jamur. Tidak semua air dalam medium dapat digunakan mikroba. Air yang dapat digunakan disebut air bebas. Banyak mikroba yang tahan hidup dalam keadaan kering untuk waktu yang lama. Misalnya mikroba yang membentuk spora, spora, dan bentuk-bentuk kista. Pada proses pengeringan air akan menguap sehingga kegiatan metabolisme terhenti (Hidayat, 2006).

BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : Cawan petri, Engkas , Lampu spirtus, Gelas ukur dan Inkubator.
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : Medium NA, Alkohol, Medium EMBA , Aquades, Swab, Tangan dalam keadaan bersih dan tidak.
III.3 Cara Kerja
-          Kontaminasi udara
1.      Tangan dibersihkan menggunakan alkohol 70% kemudiaan tangan dimasukkan kedalam engkas
2.      Cawan petri yang berisi medium NA diambil lalu dilidah apikan
3.      Medium tersebut dikeluarkan dari engkas dan diletakkan diatas meja dalam keadaan terbuka selama 30 menit
4.      Setelah 30 menit dibiarkan terbuka kemudian diingkubasi dalam inkubator
-          Uji kebersihan tangan
1.      Tangan terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70%
2.       Cawan petri pertama yang berisi medium EMBA diambil lalu dilidah apikan
3.      Tangan yang dalam keadaan belum dibersihkan kemudian dioleskan diatas permukan medium EMBA
4.      Tangan yang dalam keadaan bersih kemudian dioleskan juga pada cawan petri kedua yang berisi medium EMBA  yang sebelumnya telah dilidah apikan
5.      Setelah itu cawan petri ditutup kemudian dilidah apikan kembali
6.      Setiap sampel diberi label lalu diinkubasi dalam inkubator
-          Uji kebersihan alat
1.      Tangan dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70% kemudian dimasukkan dalam engkas
2.      Cawan petri yang berisi medium NA dilidah apikan
3.      Swab yang telah direndam dalam aquades diambil lalu diperas dengan cara menekankan pada dinding gelas ukur
4.      Selanjutnya swab tersebut dioleskan pada kaca enkas
5.      Swab tersebut kemudian diusabkan secara merata diatas permukaan medium lalu ditutup dan dibungkus dalam keadaan terbalik
6.      Diinkubasi dalam inkubator

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan




                                                                               
               Uji Kontaminasi Udara                          Uji Kebersihan Alat




                                            Uji Kebersihan Tangan

IV.2 Pembahasan
Uji Kontaminasi Udara
Media yang digunakan untuk menguji adanya kontaminasi udara adalah media NA. Masing-masing media tersebut dituangkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan terbuka selama 30 menit. Setelah itu ditutup dan kemudian diinkubasikan selama 1 hari pada suhu 38°C. Hasil yang diperoleh adalah bahwa untuk media NA  setelah diinkubasi telah tumbuh  koloni mikroba yang berwarna putih kekuning-kuningan. Hal ini dapat terjadi karena tingkat pencemaran udara di dalam ruangan oleh mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti laju ventilasi, padatnya orang, dan sifat serta taraf kegiatan orang-orang yang menempati ruangan tersebut. Mikroorganisme dapat terhembuskan dalam bentuk percikan dari hidung dan mulut misalnya selama bersin, batuk dan bahkan saat bercakap-cakap. Titik-titik air yang terhembuskan dari saluran penapasan mempunyai ukuran yang beragam dari mikrometer sampai milimeter. Titik-titik air yang ukurannya jatuh dalam kisaran mikrometer yang rendah tinggal di udara sampai beberapa lama, tetapi yang berukuran besar segera jatuh ke lantai atau permukaan benda lain. Debu dari permukaan ini kadang-kadang akan berada dalam udara selama berlangsungnya kegiatan dalam ruangan tersebut.
Media NA digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari beef, pepton, karbohidrat dan agar (Yani Andriani, 2011).
Uji Kebersihan Tangan
Kontaminasi oleh mikroorganisme dapat terjadi setiap saat dan menyentuh setiap permukaan seperti tangan atau alat/wadah. Hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut: bahwa setelah diinkubasi EMBA yang telah digoresi tangan yang bersih dan tidak, sama-sama tidak ditemukan adanya mikroba hal ini membuktikan bahwa tangan yang dipakai bersih dari mikroba dan cara pemberihan benar-benar teleti. Pada tangan bersih tidak tumbuh mikroba hal ini desebabkan karena cara pembersihan tangan benar-benar teliti sedangkan pada tangan yang tidak bersih juga tidak tumbuh mikroba hal ini mungkin disebabkan karena tangan yang digunakan pada saat percobaan memang dalam keadaan steril atau bisa saja sebelum melakukan percobaan praktikan yang menguji dengan tangan kotor telah melakukan proses sterilisasi sebelum melakukan praktikum. Tangan sangat rentan terkena bakteri dan kapang karena udara kotor mudah menempel pada tangan dan  tangan banyak digunakan untuk melakukan aktivitas.
 Uji kebersihan alat
Media yang digunakan untuk menguji kebersihan alat adalah nutrient agar (NA). Adapun hasil yang telah didapat adalah bahwa tumbuh koloni mikroba pada permukaan cawan, berbentuk bulat-bulat kecil atau bisa juga dikatakan berbentuk titik-titik. Koloni tersebut berwarna putih kekuningan. Jumlah koloni yang tumbuh tidak dapat dihitung karena jumlahnya terlalu banyak untuk dihitung, sedangkan jenis mikroba yang tumbuh kami tidak ketahui karena tidak ada pengamatan yang dilakukan. Walaupun sudah melakukan prosedur pengerjaan dengan sesuai, tapi alat yang digunakan bisa saja masih terkontaminasi oleh bakteri sehingga menyebabkan pertumbuhan koloni. Sebagaimana kita ketahui, media NA merupakan media pertumbuhan yang baik untuk berbagai macam mikroba. Kontaminasi ini terjadi melalui udara atau karena sentuhan tangan manusia

BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas adalah sebagi berikut:
1 Pada uji kontaminasi udara dengan menggunaan media Nutrien Agar telah terjadi kontaminasi mikroba hal ini dibuktikan dengan adanya mikroorganisme yang tumbuh pada medium
1 Pada media pertumbuhan bakteri Eosin Methylen Blue Agar tidak terjadi kontaminasi mikroorganisme hal ini terbukti degan tidak  adanya mikroba yang tumuh baik pada tangan yang telah dibersihkan maupun yang belum
1 pada uji kebersihan alat dengan menggunakan medium NA juga terjadi kontaminasi mikroorganisme karena pada medium nampak adanya mikroba yang tumbuh.
V.2 Saran
            Sebaiknya dalam mengadakan praktikum asisten memperlihatkan hasil pengamatan praktikum yang telah dilakukan secara detail agar dalam penyusun laporan kami tidak mengalami kesulitan.

DAFTAR PUSTAKA

Dwyana Zaraswati dan Haedar Nur. 2012. Penuntun Praktikum Miokrobiologi. Universitas Hasanuddin. Makassar
Dwyana Zaraswati dan Abdullah asadi. 2011. Mikribiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar
Mustahib. 2011. Mikroba Di Udara. www.Mustahib.blogsome.com.  diakses pada tanggal 14 JAnuari 2012. Campalagian
Pelczar. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI-Press
Tya. 2010. Uji Sanitasi Lingkungan. www.Tya.blogspot.com. Diakses pada tanggal 14 JAnuari 2012. Campalagian
Weslie .2008. Laporan Praktikum Sanitasi. www.Weslie.wordpress.com.    Diakses pada tanggal 14 JAnuari 2012. Campalagian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar