PERCOBAAN I
MEDIUM PERTUMBUHAN MIKROBA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara
teratur semua komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiseluler,
pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel perorganisme, dimana ukuran sel juga
menjadi lebih besar. Pada organisme uniseluler yang disebut pertumbuhan adalah
pertambahan jumlah sel, yang berarti juga pertambahan jumlah organisme. Umur
suatu sel ditentukan setelah pembelahan sel selesai. Sedangkan umur kultur
ditentukan dari waktu atau lamanya inkubasi. Ukuran sel tergantung dari
kecepatan pertumbuhan. Semakin baik zat nutrisi di dalam substratnya
mengakibatkan pertumbuhan sel semakin cepat ( Asrie, 2010).
Mikroorganisme
dapat berkembangbiak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme
yang dikembangkan oleh manusia
diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini,
haruslah dimengerti jenis-jenis nutrisi yang
diisyaratkan oleh mikroba misalnya Karbon, karbondioksida, Nitrogen, sulfur,
fosfor, oksigen serta mineral-mineral dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya, pada Aspek ini dapat
mencakup suhu, pH dan tekanan osmotik. Faktor ini tidak secara langsung
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi. Mikroorganisme dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan, agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik di dalam medium, maka diperlukan
persyaratan tertentu yaitu diantaranya
bahwa didalam medium harus terkandung semua unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba. Oleh karena hal
tersebut, maka diadakan praktikum ini guna menambah keterampilan dan
pengetahuan kita mengenai cara pembuatan medium pertumbuhan mikroba.
I.2 Tujuan
Adapun
tujuan pelaksanaan praktikum ini
adalah Untuk mengetahui cara dan komposisi pembuatan medium TEA dan PDA
1.3 Waktu Dan Tempat
Percobaan
Praktikum
dilaksanakan pada tanggal 5 januari 2012, pukul 09.00-12.30, di laboratorium biologi dasar FMIPA
universitas hasanuddin makassar.
BAB II
TINAUAN PUSTAKA
Medium
adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme diatas atau didalamnya. Selain
untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan pula untuk isolasi,
memperbanyak, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan mikroba.Sebenarnya tidak ada satu macam medium pun yang cocok
untuk setiap cendawan berbeda- beda.
Beberapa cendawan dapat tumbuh dengan baik pada setiap macam medium yang mengandung
beberapa bahan organik, cendawan yang lain memerlukan zat-zat
kimia tertentu. Media pertumbuhan mikroorganisme
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang
diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan
nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen
sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi
kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Hadiotomo,1993).
Media
biakan adalah bahan atau campuran
bahan yang dapat
digunakan untuk membiakkan mikroorganisme, karena memiliki daya dukung yang tinggi
terhadap pertumbuhan dan
perkembangbiakkannya (Setiawan, 2006).
Bahan-Bahan
Media Pertumbuhan
Menurut Dwidjoseputro
(1994), bahan-bahan media pertumbuhan
terdiri atas :
1. Bahan dasar
· Air (H2O) sebagai pelarut
· Agar (dari rumput laut) yang
berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada
umumnya dan mencair pada suhu 45 oC.
· Gelatin juga memiliki fungsi yang
sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen.
Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya
dibanding agar.
· Silica gel, yaitu bahan yang
mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat media. Silica gel
khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof obligat.
2. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk
metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro
seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
·
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa
organik atau anorganik esuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof
memerlukan sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein
dan asam organik.
·
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa
bernitrogen lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti
urea.
· Vitamin-vitamin.
3. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium
dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa)
ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil
metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba
non-target/kontaminan.
4. Bahan yang sering digunakan
dalam pembuatan media
· Agar, agar dapat diperoleh dalam
bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari beberapa jenis rumput
laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali
digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika dicampur
dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan
dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu
lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam
·
Peptone,
peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti
otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai.
Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
·
Meat
extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari
otak, limpa, plasenta dan daging sapi.
·
Yeast
extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti
atau pembuat alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap &
vitamin (B complex).
·
Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya
pembentukan asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya
digunkan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll.
Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
Menurut Zaraswati Dwyana dan Asadi Abdullah (2011), medium dapat
diklasifikasikan berdasarkan atas susunan kimia, konsistensi dan fungsinya.
1.
Klasifikasi Medium Berdasarkan Susunan Kimianya
a. Medium alamiah, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan
alamiah seperti : touge, wortel, tomat dll.
b. Medium semi alamiah, yaitu medium
yang tersusun atas bahan-bahan alamiah dan sintesis, contoh : Potato Destros
Agar, Touge Ekstak Agar dan lain-lain.
c. Medium sintetik, yaitu medium yang
susunan kimianya dapat diketahui dengan pasti, medium ini biasanya digunakan
untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroba. Misalnya : Sabouroud destros agar.
2.
Klasifikasi Medium Berdasarkan Konsistensinya
a. Medium cair (liquid medium), yaitu
medium yang berbentuk cair, tidak diberi agar, contoh : Nutrien Broth.
b. Medium padat (solid medium), yaitu
medium yang diberi agar, sehingga pada suhu kamar mengeras. Medium ini dapat
dibuat tegak atau miring (misalnya medium agar tegak, medium agar miring).
3.
Klasifikasi Medium Berdasarkan Fungsinya
a. Medium diperkaya (enrichment
medium), yaitu medium yang ditambah zat-zat tertentu (misalnya serum, darah,
eksrak tumbuh-tumbuhan dan lain-lain), sehingga dapat digunakan untuk
menumbuhkan mikroba heterotrof tertentu. Tujuannya untuk mengaktifkan mikroba
tersebut.
b. Medium selektif (selective medium),
yaitu medium yang ditambahzat kimia tertentu yang bersifat selektif untuk
mencegah pertumbuhan mikroba lain, misalnya medium yang mengandung Kristal
violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif
tanpa mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negatif.
c. Medium diferensiasi (diferensiasi
medium), yaitu medium yang ditambahkan zat kimia tertentu yang menyebabkan
suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga
dapat dibedakan tipe-tipenya (misalnya medium agar darah dapat dipakai untuk
membedakan bakteri hemolotik dan nonhemolotik).
d. Medium penguji (assay medium), yaitu
medium dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian vitamin-vitamin,
asam-asam amino, antibiotik dan lain-lain.
e. Medium untuk perhitungan jumlah
mikroba, yaitu medium spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah bakteri, Actinomycetes, dan lain-lain.
f. Medium umum, yaitu medium yang dapat
digunakan untuk menumbuhkan semua mikroba misalnya Nutrien Agar, PDA, dsb.
g. Medium khusus, yaitu medium untuk
menentukan pertumbuhan mikroba dan kemampuannya mengadakan perubahan-perubahan
kimia tertentu.
Menurut Setiawan (2010), terdapat beberapa persyaratan tertentu bagi media, agar
mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembangbiak didalam media tersebut,yaitu:
a.
Dalam keadaan steril,
artinya sebelum diinokulasimikroorganisme tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme
lain yang tidak diinginkan.
b.
.Harus mengandung unsur hara yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme.
c.
Mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme. Pada
dasarnya semua media kultur adalah cair, semisolid, dansolid. Medium yang cair
dan tidak mengandung agen solid disebut medium cair (medium broth). Medium cair
yang ditambah dengan agen solid yang disebut agar menghasilkan medium solidatau semisolid. Agar merupakan ekstrak
dari rumput laut yangmerupakan karbohidrat kompleks yang penyusun utamanya
yaitugalaktosa dan tidak mengandung nutrisi
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
III.1.
Alat
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah : Pisau, Cawan petri, Nerac ohaus, Labu erlemenyer, Gelas
ukur, Sendok tanduk, Bunsen, Gegep, Corong dan
Batang pengaduk.
III.2.
Bahan
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah : Touge, Agar, Sukrosa ,
Aquades, Kentang, Detrosa, kapas dan aluminium foil
III.3. Cara Kerja
Touge Ekstak Agar
1.
Batang touge disiapkan dan dipotong-potong kecil.
2.
Touge ditimbang dengan
menggunakan neraca ohaus yang dilapisi dengan aluminium foil sampai 5 gr.
3.
Touge yang telah
ditimbang dibersihkan dengan air.
4.
Touge yang telah
dibersihkan dimasukkan kedalam labu
erlemenyer kemudian diberi aquades sebanyak 50 ml.
5.
Touge direbus
sampai mengeluarkan sari lalu kemudian diambil ekstraknya dengan mengguanakan
kertas saring yang diletakkan diatas corong.
6.
Jika hasil
saringan tidak mencukupi 50 ml maka ditambahkan dengan aquades sampai mencapai
50 ml.
7.
Larutan touge
dicampur dengan agar sebanyak 1 gr dan sukrosa sebanyak 3 gr yang sebelumnya
ditimbang dengan menggunakan neraca ohaus kemudian diaduk.
8.
Larutan tersebut
kemudian dipanasakan samapai mendidih sambil diaduk.
9.
Ditutup dengan
kapas yang sebelumnya debungkus dengan aluminium foil.
10. Diinkubasi
dalam lemari es.
Potato Destrosa Agar
1.
Kentang
disiapkan dan dipotong-potong dadu kecil.
2.
Kentang
ditimbang sebanyak 10 gr dengan menggunakan neraca ohaus yang dilapisi dengan
aluminium foil.
3.
Kentang yang telah ditimbang dibersihkan dengan air.
4.
Kentang yang
telah dibersihkan dimasukkan kedalam
labu erlemenyer kemudian diberi air aquades sebanyak 50 ml.
5.
Kentang direbus
sampai mengeluarkan sari lalu kemudian diambil ekstraknya dengan mengguanakan
kertas saring yang diletakkan diatas corong.
6.
Jika hasil
saringan tidak mencukupi 50 ml maka ditambahkan dengan aquades sampai mencapai
50 ml.
7.
Larutan kentang dicampur
dengan agar sebanyak 1 gr dan destros sebanyak 0,75 gr yang sebelumnya
ditimbang dengan menggunakan neraca kemudian mengaduknya.
8.
Larutan tersebut
kemudian dipanasakan samapai mendidih sambil diaduk.
9.
Ditutup dengan
kapas yang dibungkus dengan aluminium foil.
10. Diinkubasi
dalam lemari es.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1.
Hasil Pengamatan
TEA
PDA
IV.
Pembahasan
Dalam praktikum kali
ini medium yang dibuat adalah yang berasal dari PDA dan TEA. Dimana semua
medium tersebut termasuk ke dalam jenis medium umum. Medium umum adalah medium
yang dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum. Umum dalam hal ini
berarti semua jenis mikroorganisme mempunyai kemungkinan untuk tumbuh di dalam
medium-medium tersebut.
Hasil
pengamatan dalam pembuatan TEA dan PDA ini
akan menghasilkan media yang akan digunakan
sebagai media mikroba. Media TEA dan PDA pada saat masih panas
akan berbentuk cairan yang kental kemudian setelah dingin akan menjadi
padatan hal ini desebabkan karena adanya pemberian agar.
TEA dan
PDA merupakan
medium semi alamiah. Media merupakan tempat
dimana tejadi perkembangan organisme. Organisme menyerap
senyawa karbon,
karbondioksida, Nitrogen, sulfur, fosfor, oksigen serta
mineral-mineral dan juga
macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Hal inilah yang menyebabkan mengapa touge dan
kentang harus di potong kecil dan dadu agar senyawa karbon pada touge dan kentang dapat keluar dan menyatu
dengan air sehngga menjadi kaldu. Semakin kecil permukaan, maka semakin
besar daya osmosisnya. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan
dan dikembangkan pada suatu substratyang disebut medium. Medium yang digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme
tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan.
Tauge ekstrak agar (TEA) termasuk medium semi alamiah karena
tersusun atas bahan alami (tauge) dan bahan sintesis (Sukrosa dan agar). TEA
digunakan untuk menumbuhkan khamir dan kapang.
Fungsi bahan yang digunakan pada medium TEA :
-
Tauge : Sebagai sumber vitamin, nitrogen organik dan senyawa karbon.
-
Sukrosa : sebagai sumber gula dan energy
-
Agar : Untuk memadatkan medium TEA.
-
Aquadest : Untuk melarutkan agar, sukrosa, dan tauge.
Potato dextrose agar (PDA) termasuk medium semi alamiah
karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan
agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur.
Fungsi bahan yang digunakan pada medium PDA :
-
Kentang : sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energy
-
Dextrose : sebagai sumber gula dan energy
-
Agar : Untuk memadatkan medium PDA.
-
Aquadest : Untuk melarutkan agar, dextrose, dan kentang.
BAB
V
PENUTUP
V.1.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari
percobaan ini adalah :
TEA dan PDA termasuk
medium semi alamiah dimana pembuatan medium semi alamiah bahan umum yang
digunakan yaitu agar untuk merapatkan medium dan aquadest sebagai pelarut.
Bedanya pada medium Tauge ekstrak agar menggunakan tauge dan sukrosa sebagai
sumber makanan bagi mikroba, pada medium Potato dextrose agar menggunakan
kentang dan dextrose.
V.2.
Saran
Asisten
seharusnya professional dalam melakukan praktikum
(asisten seharusnya juga memakai jas praktikum).
daftar pustakanya mana
BalasHapus