Setiap penyakit sudah tentu ada obat penyembuhnya
kecuali bagi orang2 yang tidak ingin sembuh atau ingin selamanya
penyakit itu bersarang dalam dirinya.Penyakit hati juga bisa
disembuhkan dengan jalan mendekatkan diri kepada Allah dan senantiasa
menjauhi larangan Allah.
Ada juga penyakit hati yang tidak ada obatnya yaitu,bagi orang2 yang
mendustakan agama Allah,ini obatnya kalau orang2 tesebut sadar dengan
apa yang dilakukannya dan mau menerima agama yang benar dari
Allah,seperti dalam Al quran surat Al Baqarah ayat 10 yang artinya.”
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan
bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.,Yang mana
maksud dari ayat ini adalah,ada rasa dengki dan iri tehadap sesuatu
apakah itu terhadap orang lain atau terhadap Agama Allah.
Dan yang menderita penyakit ini biasanya disebut munafik ,dimana dia mengaku islam padahal dia kufur.Sebagai
umat islam, kita tentu sudah tau bagaimana yang dikatakan orang
munafik dan tidak perlu terlalu di jabarkan dalam tulisan ini,yang
jelas penyakit ini adalah satu penyakit kronis,yang obatnya hanya
dengan jalan bertaubat.
Dalam hal ini yang ingin di bahas adalah bagian dari peyakit yang sudah di tentukan Allah swt.
1.Penyakit Syubhat,inilah satu penyakit dimana penderitanya senantiasa
merasa ragu akan kekuasaan Allah hingga si penderita menerima
kekukfuran dan kemunafikan,sebaiknyalah kita berlindung kepada Allah
terhindar dari penyakit ini. Penyakit syubhat, ini lebih parah daripada
penyakit syahwat. Karena penyakit syahwat masih bisa diharapkan
sembuh, bila syahwatnya sudah terlampiaskan. Sedangkan penyakit
syubhat, tidak akan dapat sembuh, kalau Allah tidak menanggulanginya
dengan limpahan rahmat-Nya. Dan adapun orang yang didalam hati mereka
ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di
samping kekafirannya (yang telah ada)." (At-Taubah : 125)
2.Penyakit Syahwat,mengenai penyakit ini Allah berfirman dalam surat
Al hzab ayat 32 yang artinya “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian
tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah
kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada
penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. Yang
dimaksud dengan "tunduk" di sini ialah berbicara dengan sikap yang
menimbulkan keberanian kepada orang bertindak yang tidak baik terhadap
mereka, sementara yang dimaksud dengan "dalam hati mereka ada penyakit"
ialah: orang yang mempunyai niat berbuat serong dengan wanita, seperti
melakukan zina.Untuk semua inilah Allah wasiatkan kepada kaum wanita
untuk tidak tunduk atau lemah dalam berbicara,sebab kelemahan ini akan
bisa di manfaatkan oleh orang2 yang dirinya sudah terkena virus
penyakit syahwat ini,maka sebaiknyalah kita lebih banyak berzikir dan
berlindung kepada Allah semoga terhindar dari segala bentuk penyakit
hati dan jenisnya.
Sebenarnya apa yang menyebabkan timbulnya penyakit hati dalam diri seorang umat manusia antara lain :
1. Syirik,dalam artian mempersekutukan Allah dengan yang lain atau
lebih mempercayai sesuatu di banding Allah yang Maha dari segala yang
Maha,atau meminta pertolongan kepada selain Allah misalnya ke pada
pohon2 besar atau benda2 lain yang di anggap keramat.Padahal sebagai
umat islam sadar bahwa memohon itu hanya kepada Allah dan minta
perlindungan dari hati yang penuh ragu,karena keraguan dapat membuat
hati kita tercabik2 dan mengakibatkanseorang manusia tidak mempunya hati
dan hisupe seperti binatang ternak.,“atau apakah kamu mengira bahwa
kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain,
hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya
(dari binatang ternak itu).(al furqaan 44).Kalau sudah demikian halnya
maka manusia tersebut hidup sama denrajatnya dengan binatang
ternak,dan bisa saja binatang lebih terhormat dari manusia itu
sendiri.Sebab binatang tidak hidup dengan akal dan iman serta
akidah,subhanallah semoga kita terlindung dari hal2 demikian.
2.Perbuatan maksiat,perbuatan maksiat ini bisa berkarat dalam hati dan
akan menjadi penyakit yang akut,hingga dapat membuat sipenderita tidak
dapat melihat,tidak bisa mendengar,dan tidak bisa merasakan kebenaran
dan kesalahan,dan tidak sanggup lagi menggunakan pikirannya secara
wajar,dan penderita itu ibarat segumpal daging yang didalamnya
terkandung urat nadi dan darah,Allah Ta’ala berfirman “(Tetapi) karena
mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati
mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari
tempat-tempatnya dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang
mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa
akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka
(yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka,
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik(Al_Maidah
13).
Apabila hati telah terkena virus maksiat,maka ia akan hancur berkeping2
sehingga dia tidak lagi menyukai kebaikkan,peringatan dan dakwah, ilmu
dan sebagainya,dan penderita akut yang seperti ini tak ubahnya bagai
seekor sapi yang hobbynya hanya mencari kesenangan semata.Dan Allah
jelas2 memperingatkan hambanya yang terkena penyakit ini dalam surat Al
A’raaf 175-176 yang artinya “
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan
kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian
dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh
syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang
yang sesat.(175) Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami
tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung
kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya
lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga).
Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami.
Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka
berfikir.(176)
3.Lalai,penyakit ini hampir dapat dikatakan menimpa siapa saja hamba2
Allah,tidak pilih kasih apakah dia hidup dikota metropolitan maupun di
desa yang terpencil,ulama,da’i dan para orang2 gede senantiasa sering
terkena penyakit hati yang satu ini.Mungkin kita pernah bertemu ataupun
berhadapaan langsung dengan orang yang selalu mendengar perintah dan
mendengar khutbah atau nasihat,tapi itu belum tentu dapat merubah
semua tingkah lakunya sehari2,ini terjadi karena kelalaiannya,dan lalai
dari mengingat Allah.Dalam Al-quran di jelaskan tentang masalah ini
dalam surat Al Anbiya : 97 -98
“Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka
tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata):
"Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian
tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim"(97).
Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan
Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.(98)
Dari ayat itu sudah dapat di gambarkan bagaimana seorang yang lalai,dan
menurut Abu Hurairah ra. “orang yang lalai ialah orang yang masuk
kedalam mesjid tetapi jenggotnya di gayuti oleh syeitan.dan dipaksa
untuk memandangi langit-langit atap mesjid,tapi bukan untuk mengingat
Allah”.
Bagaikan seorang aktivis yang hidupnya hanya di isi bernyanyi2 dan
bernari2 memainkan berbagai alat musik atau membaca majalah2
cabul,maka kalau sedang sholat hatinya akan merasa gelisah dan letih.
Dan masya Allah, sungguh malang orang-orang yang lalai memelihara dan
menjaga hatinya, sehingga menjadi qalbun maridh (hati yang sakit).
Ibarat cermin, ia adalah cermin yang tidak terawat, sehingga penuh
noktah-noktah (titik-titik) hitam. Mulanya mungkin hanya satu noktah,
namun dari hari ke hari noktah itu terus bertambah dan bertambah.
Akibatnya, setiap benda sebagus apa pun yang disimpan di mukanya akan
tampak lain pantulan bayangannya. Setidak-tidaknya bayangan benda itu
tampak buram dan lebih buruk daripada aslinya. Apalagi yang bercermin
di depannya, siapa pun dia, niscaya akan merasa kecewa. Ini karena
sebagus dan serapi apa pun dandanannya, bayangan yang terpantul dari
cermin akan tampak buruk dan kusam.Sebenarnya masih banyak lagi sebab2
yang dapat merusak dan mencabik2 hati manusia selain hal yang tiga
itu,,ada yang namanya takabur(merasa dirinya paling mampu dari orang
lain) atau ujub atau sombong yang kesannya kagum akan diri
sendiri,dimana ujub itu terjadi karena,merasa dirinyalah yang paling
hebat dan perkasa seperti si Firaun karena sombongnya dia binasa.
Riya,dengki dan iri serta lebih memilih dunia juga termasuk dalam
penyakit hati,yang dengan cara mendekatkan diri kepada Allah penyakit
itu akan sembuh,dan berusaha dan berjanjilah untuk senantiasa dekat
kepada Allah dan minta perlindungan dari Allah agar terhindar dari
segala jenis penyakit hati,baik yang kronis maupun yang tidak kronis.
Sebab kalau hati sedikit saja sudah rusak,kalau tidak cepat di
sembuhkan akan semakin parah,rusaknya dan akan menjadikan hati itu
mati.Apa yang paling membimbangkan kita ialah apabila hati mati, kerana
inilah kemusnahan yang amat besar terhadap manusia. Matinya hati
adalah bencana dan malapetaka besar yang bakal menghitamkan seluruh
kehidupan di dunia dan akhirat. Inilah ujian apabila kita lalai dan
hendaklah kita coba mengobati dan membersihkan hati kita. Kegagalan
kita menghidupkan hati akan dipertanggung jawabkan oleh Allah Subhanahu
Wataala di akhirat kelak.
Untuk mencegah terjadinya semua itu,mulailah kita sama2 untuk menata
dan mengobati hati yang sakit sedini mungkin, dengan cara zikurrullah
dan senantiasa dekat dengan Allah,dalam keadaan berdiri atau
duduk,maupun berbaring, diwaktu pagi dan sore.Seperti yang ada dalam
surat al imran ayat 191”yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.”
Hati yang sehat dalam pandangan Allah Azza wa Jalla tiada lain adalah
hati yang selamat (qalbun salim). Ia tidak ubahnya laksana cermin yang
bening dan bersih, sehingga bayangan yang terpantul darinya akan persis
sebagaimana benda yang ditaruh di mukanya. Tampak jelas, apa adanya,
dan indah. Siapa saja yang bercermin di depannya, niscaya akan
merasakan kepuasan karena tidak merasa "didustai" oleh sang cermin.
Semoga Allah memberikan kita semua qalbun salim,dan terhindar dari
qalbun maridh (hati yang sakit).Wallahualam,segala yang benar datang
dari Allah dan yang salah dari penulis.
Jumat, 02 November 2012
surat untuk ukhti
(Di bawah ini adalah surat terbuka dari seorang ikhwan di negeri
Pangeran Charles, ditujukan kepada seluruh muslimah yang peduli terhadap
nasib umat)
Tulisan ini tidak menyamaratakan semua muslimah. Saya sadar masih banyak muslimah shalihah di luar sana yang kedekatannya dengan Allah tak perlu diragukan lagi. Sebagai seorang muslim, saya pun menyadari bahwa diri ini masih jauh dari sempurna.
Namun izinkanlah saya menulis ditujukan kepada siapa pun yang berkepentingan dengan isi surat ini,
Ya Ukhti,
Mengapa kau katakan “Aku tak bisa memakai kerudung atau jilbab karena aku takut orang akan memandangiku karena gaya berpakaianku”?
Tetapi mengapa kau malah pergi keluar rumah setengah telanjang atau hanya memakai baju ketat, terlihat murahan, dan bahkan ada 1000 laki-laki yang memandangmu serta seluruh bagian tubuhmu yang harusnya kau tutup rapat? Bagaimana mungkin hal ini tidak membuatmu risih?
Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah berkata, “Hal yang paling tidak kusukai adalah apabila ada laki-laki yang memandangiku dan aku pun juga tidak suka memandang mereka.”
Cobalah renungkan! Apakah jauh lebih baik terlihat murah seperti seonggok daging berjalan sebagaimana dilakukan oleh wanita-wanita non muslim? Ataukah jauh lebih baik terlihat berbeda, suci, shalihah, dan terhormat dengan memakai kerudung dan jilbab?
Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah berkata, “Hal yang paling tidak kusukai adalah apabila ada laki-laki yang memandangiku dan aku pun juga tidak suka memandang mereka.”
Ya ukhti…
Mengapa kau suka bergunjing tentang saudara-saudaramu sesama muslim selama berjam-jam tanpa lelah? Tapi mengapa ketika waktunya mengkaji Islam, beribadah dan beramal shalih, tiba-tiba engkau terdiam, canggung, enggan dan malas?
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “bergunjing itu seperti memakan daging saudara sendiri.”
Ya ukhti,
Mengapa di zaman Rasulullah dan para sahabat dulu, banyak perempuan cerdas dan shalehah yang mampu mendidik anak-anaknya untuk mengenal Tuhannya, mencintai Nabinya serta menjadikan mereka generasi-generasi muslim yang tangguh?
Tetapi mengapa sekarang sulit sekali menemukan sosok perempuan sekualitas itu? Mengapa yang ada sekarang adalah sosok perempuan yang mengarahkan anak-anaknya ke jalan haram semisal pamer aurat, berdansa-dansi dengan non mahrom dan kemaksiatan lainnya?
Mengapa saat ini sulit sekali menemukan sesosok ibu yang bisa menanamkan keimanan pada anak-anaknya, taat beribadah dan menjadi generasi berkualitas?
Ya Allah….tolonglah kami…
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengingatkan, “Wanita itu dinikahi karena 4 hal yaitu kecantikan, kekayaan, keturunan dan agama. Pilihlah karena agamanya maka kamu akan beruntung.”
Allah pun berfirman, “Jika kamu tidak menyembah dan taat pada-Ku, maka Aku akan menggantinya dengan sekelompok orang yang mereka itu cinta dan taat pada-Ku dan Aku pun mencintai mereka.”
(Ya ukhti, dekatilah para wanita yang masih belum paham Islam dan ajaklah mereka untuk memahami dien Islam ini karena dari merekalah nantinya akan lahir generasi-generasi penerus risalah dien yang mulia ini. Anakmu akan berinteraksi dengan anak mereka, begitu pun sebaliknya, anak mereka akan berinteraksi dengan anak-anakmu. Dan buatlah interaksi yang terjadi itu berdasarkan Islam dan syariatnya)
Semoga ridho Allah selalu menyertaimu.
Tulisan ini tidak menyamaratakan semua muslimah. Saya sadar masih banyak muslimah shalihah di luar sana yang kedekatannya dengan Allah tak perlu diragukan lagi. Sebagai seorang muslim, saya pun menyadari bahwa diri ini masih jauh dari sempurna.
Namun izinkanlah saya menulis ditujukan kepada siapa pun yang berkepentingan dengan isi surat ini,
Ya Ukhti,
Mengapa kau katakan “Aku tak bisa memakai kerudung atau jilbab karena aku takut orang akan memandangiku karena gaya berpakaianku”?
Tetapi mengapa kau malah pergi keluar rumah setengah telanjang atau hanya memakai baju ketat, terlihat murahan, dan bahkan ada 1000 laki-laki yang memandangmu serta seluruh bagian tubuhmu yang harusnya kau tutup rapat? Bagaimana mungkin hal ini tidak membuatmu risih?
Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah berkata, “Hal yang paling tidak kusukai adalah apabila ada laki-laki yang memandangiku dan aku pun juga tidak suka memandang mereka.”
Cobalah renungkan! Apakah jauh lebih baik terlihat murah seperti seonggok daging berjalan sebagaimana dilakukan oleh wanita-wanita non muslim? Ataukah jauh lebih baik terlihat berbeda, suci, shalihah, dan terhormat dengan memakai kerudung dan jilbab?
Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah berkata, “Hal yang paling tidak kusukai adalah apabila ada laki-laki yang memandangiku dan aku pun juga tidak suka memandang mereka.”
Ya ukhti…
Mengapa kau suka bergunjing tentang saudara-saudaramu sesama muslim selama berjam-jam tanpa lelah? Tapi mengapa ketika waktunya mengkaji Islam, beribadah dan beramal shalih, tiba-tiba engkau terdiam, canggung, enggan dan malas?
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “bergunjing itu seperti memakan daging saudara sendiri.”
Ya ukhti,
Mengapa di zaman Rasulullah dan para sahabat dulu, banyak perempuan cerdas dan shalehah yang mampu mendidik anak-anaknya untuk mengenal Tuhannya, mencintai Nabinya serta menjadikan mereka generasi-generasi muslim yang tangguh?
Tetapi mengapa sekarang sulit sekali menemukan sosok perempuan sekualitas itu? Mengapa yang ada sekarang adalah sosok perempuan yang mengarahkan anak-anaknya ke jalan haram semisal pamer aurat, berdansa-dansi dengan non mahrom dan kemaksiatan lainnya?
Mengapa saat ini sulit sekali menemukan sesosok ibu yang bisa menanamkan keimanan pada anak-anaknya, taat beribadah dan menjadi generasi berkualitas?
Ya Allah….tolonglah kami…
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengingatkan, “Wanita itu dinikahi karena 4 hal yaitu kecantikan, kekayaan, keturunan dan agama. Pilihlah karena agamanya maka kamu akan beruntung.”
Allah pun berfirman, “Jika kamu tidak menyembah dan taat pada-Ku, maka Aku akan menggantinya dengan sekelompok orang yang mereka itu cinta dan taat pada-Ku dan Aku pun mencintai mereka.”
(Ya ukhti, dekatilah para wanita yang masih belum paham Islam dan ajaklah mereka untuk memahami dien Islam ini karena dari merekalah nantinya akan lahir generasi-generasi penerus risalah dien yang mulia ini. Anakmu akan berinteraksi dengan anak mereka, begitu pun sebaliknya, anak mereka akan berinteraksi dengan anak-anakmu. Dan buatlah interaksi yang terjadi itu berdasarkan Islam dan syariatnya)
Semoga ridho Allah selalu menyertaimu.
Langganan:
Postingan (Atom)